MotoGP

Sering Gantikan Marc Marquez, Bos Petronas Yamaha Tidak Senang dengan Stefan Bradl

Sepakbola.id,Sering Gantikan Marc Marquez, Bos Petronas Yamaha Tidak Senang dengan Stefan Bradl – Direktur Tim Petronas Yamaha SRT, Johan Stigefelt, menyoroti peran test rider atau pembalap penguji Repsol Honda, Stefan Bradl. Ia merasa kurang senang dengan pekerjaan yang didapat Stefan Bradl belakangan ini dari Honda dengan menjadi pembalap penguji sekaligus pembalap pengganti Marc Marquez.

Bradl memang menjalani peran ganda di Repsol Honda dalam semusim terakhir. Dia ditapuk menggantikan Marquez yang harus absen panjang dari pentas MotoGP karena didera cedera pada lengan kanannya.

Pada gelaran MotoGP 2020, Bradl pun tercatat mentas di 12 balapan. Dia juga menjalani tugasnya dalam sejumlah tes resmi yang digelar di MotoGP. Peran ganda ini pun diketahui bakal berlanjut dijalani Bradl di MotoGP 2021 jika Marquez tak kunjung sembuh.

Sejauh ini, Marquez sendiri telah memastikan diri absen di tes pramusim MotoGP 2021 dan belum mengetahui kapan akan kembali. Ada peluang besar Bradl akan menggantikan Marquez di beberapa balapan musim ini.

Kondisi tersebut disoroti lebih dalam oleh Stigefelt. Sebab, peran ganda yang dijalani Bradl memberinya kelebihan dalam persiapan menjalani balapan. Bradl menjadi jauh lebih paham soal kondisi motor balap Honda dan juga sirkuit-sirkuit MotoGP 2021 karena menjalani banyak tes.

Bagi Stigefelt, hal ini tidaklah adil untuk peserta lainnya di MotoGP 2021. Karena itu, Stigefelt pun siap membahasnya lebih lanjut dengan pihak-pihak di MotoGP saat berada di Qatar untuk menjalani tes pramusim dan memulai balapan awal 2021.

“Stefan Bradl semakin menjadi pembalap reguler,” ujar Stigefelt, sebagaimana dikutip dari Speedweek, Selasa (2/3/2021).

“Saya rasa tidak adil bahwa dia melakukan begitu banyak tes dan kemudian dia berpartisipasi dalam balapan seperti yang dia lakukan beberapa waktu terakhir,” lanjutnya.

“Ini adalah sesuatu yang harus dievaluasi dan kita harus mengevaluasi bersama dan akan kami bahas di Qatar,” tukas Stigefelt.